Selasa, 10 Maret 2015

Sidang Paripurna Daerah Tahun 2015

Minggu, 8 Maret 2015



Sidang Paripurna Daerah (SIDPARDA) Kwarda Jawa Tengah Tahun 2015 telah dilaksanakan dan diikuti oleh Ketua DKC dan Wakil Ketua DKC se-Jawa Tengah. Dalam kesempatan kali ini, DKC Batang mendelegasikan kepada Kak Hangga Sagita Permana (Ketua DKC) dan Kak Santi Marlina (Wakil Ketua DKC). Hasil dari sidang mengesahkan beberapa keputusan yang diantaranya pada
Komisi A :
- Petunjuk penyelenggaraan Gladi posko Ubaloka
- Petunjuk penyelenggaraan Lintas medan Ubaloka

Komisi B :
- Pokok-Pokok Program Kerja Pramuka T/D Jawa Tengah Tahun 2015-2016
- Program Kerja Tingkat Daerah Tahun 2015-2016 diantaranya:
Giat Paket
1. Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) XXV Daerah - 1 s.d 5 Mei 2015 di Karanggeneng
2. Raimuna Daerah (Raida) XI - 4 s.d 9 September 2015 di Buper Linggo Asri Kab. Pekalongan
3. JOTA dan JOTI 2015 - bulan Agustus dan Oktober 2015
Crash Program
1. Perkemahan Bakti Saka Kalpataru (Pertikalpataru) II Daerah - 21 s.d 24 Mei 2015 di Buperta Munjuluhur, kabupaten Purbalingga
2. Perkemahan Saka Bhayangkara (Persabhara) Daerah 2015 - 28 s.d 30 September 2015
3. Perkemahan Bakti Saka Wana Bakti (Pertiwana) Daerah - Desember 2015
4. Gladi Tangguh (GT) Ubaloka Jawa Tengah - November 2015
Tahun 2016
1. Sidang Paripurna Daerah (SIDPARDA) Tahun 2016 Maret 2016
2. Perkemahan Antar Satuan Karya (Peransaka) Daerah 2016
3. Kemah Pandega Daerah Mei 2016
4. Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK) IX Daerah April 2016
5. Gladi Mantap (GM) First Aid November 2016
Program Kerja Tingkat Nasional Tahun 2015 :
1. Perkemahan Wirakarya Nasional - 16-24 November 2015 di NTB
2. Peransaka Nasional - 13 s.d 19 September 2015 di Sulawesi Tenggara
3. Kemah Santri Nasional - 1 s.d 7 Juni 2015 di Kalimantan Selatan
Apakah Kakak-Kakak Pramuka Penegak dan Pramuka Penegak Kota Pekalongan ada yang berminat? Tunggu Informasi selanjutnya.
Beraksi Satukan Visi. Jaya Prawira Reksa Kusuma.......
Dokumentasi : Foto Perutusan Binwil Pekalongan bersama Ketua DKD Jawa Tengah, Wakil Ketua DKD Jawa Tengah, Anggota Dewan Kerja Nasional (DKN), dan Koordinator Binwil Pekalongan.

Kamis, 10 Mei 2012

Ada yang tanya...

"Kakak, siapakah nama asli Bapak Pandu Indonesia?" itulah pertanyaan yang diajukan oleh Kak Taufik, calon Bantara SMK NU Bandar, saat Kegiatan Pelantikan Bantara (Sabtu,5 Mei 2012) yang bertempat di SMK NU Bandar. Dalam kegiatan ini, Dewan Kerja Cabang  Batang diberi kesempatan untuk berbagi info tentang Sejarah Gerakan Pramuka.
Nah, untuk Kak Taufik dan Kakak-kakak anggota Gerakan Pramuka yang lain, inilah sekilas tentang Bapak Pandu Indonesia.

Sri Sultan HB. IX, Sang Bangsawan yang Demokratis

ImageSri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912-Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakartadan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau kita kenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama Bendoro Raden Mas Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda,  disinilah beliau sering mendapat panggilan “SultanHenkie”.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.

Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mempu menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan Yogyakarta. Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah berhasil mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu bahwa kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan dewa, pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan wawasan barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa laksana.

Menentang penjajahan dan mendorong kemerdekaan Indonesia.

Wawasan kebangsaan HB IX juga terlihat dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI ia mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginan kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, HB IX tidak keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika ibukota RI diduduki musuh, ia bukan saja tidak mau menerima bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka, namun juga mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya, termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks keraton pada serangan oemoem 1 Maret 1949. Jelaslah bahwa ia seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, HB IX terjun dalam dunia politik nasional.

Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.Berikut jabatan yang pernah di embannya :
a.      Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)
b.      Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
c.      Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 - 11 November 1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948)
d.      Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
e.      Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
f.       Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950)
g.      Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951)
h.      Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
i.       Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
j.       Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
k.      Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
l.       Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959)
m.    Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
n.      Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966)
o.      Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
p.      Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
q.      Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
r.       Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
s.      Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978)

Bapak Pramuka Indonesia.
ImageSemangat menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang tumbuh di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan terus berkobar. Hal itu membuat Presiden Soekarno lantas berkoordinasi dengan Pandu Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Pada 20 Mei 1961 terbitlah Keppres No 238 / 1961, yang  melebur seluruh organisasi kepanduan pada satu wadah yaitu Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka diperkenalkan pada tanggal 14 Agustus 1961, dengan penyerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan HB IX,  yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Pramuka.

Gerakan Pramuka memang lahir dari berbagai organisasi kepanduan yang tersebar di Tanah Air. Dalam masa peralihan itu peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangat besar hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IX dipercaya mendampingi perjalanan kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional, yaitu sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama 4 periode untuk masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.
Kiprah Sri Sultan Hamengku Buwono dalam pembinaan Gerakan Pramuka tidak hanya di dalam negeri. Konsep-konsep pemikiran beliau tentang kepanduan atau Gerakan Pramuka mendapat sambutan yang luar biasa. Salah satunya pidato Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Konferensi Kepramukaan Se dunia tahun 1971, mendapat sambutan yang luas. Ketika itu, Sultan mengajak organisasi kepanduan terlibat dalam pembangunan masyarakat. Alhasil, pidato itu menjadi arah baru pembinaan kepanduan di seluruh dunia.
Atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi kepramukaan internasional, Sri Sultan dianugerahi Bronze Wolf Award pada tahun 1974, penghargaan tertinggi World Organization of the Scout Movement. Sri Sultan merupakan warganegara Indonensia yang pertama yang memperoleh penghargaan itu. Sebelumnya tahun 1973, beliau mendapat penghargaan dari Boy Scouts of America berupa Silver World Award.
Di dalam negeri, melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili, Timor Timur nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka, mengukuhkan almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka. Gerakan Pramuka juga memberi penghargaan tertinggi kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX berupa Lencana Tunas kencana. Penghargaan tersebut juga diterima oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, almarhum H.M. Soeharto.

Sebagai Wakil Presiden.
Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN. Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.

www.pramukanet.org

Rabu, 02 Mei 2012

Kilas Pangkalan

ROVER RANGER CAMP 2012
Perkemahan Pramuka Penegak Gacut Smantang



                Umumnya perkemahan disebut persami atau perkemahan sabtu minggu, tapi tidak dengan perkemahan yang diadakan oleh pramuka ambalan Gajah Mada- Cut Nyak Dien pangkalan SMA N 1 Batang. Perkemaha tahunan ini diadakan 3 hari yakni Sabtu, Minggu, dan Senin. Dan diadakannya perkemahan atau disebut RRC ini bertujuan untuk menggladi dan menyeleksi sangga kerja Perkemahan Tamu Ambalan mendatang.
                Tahun ini RRC diadakan di Desa Gemuh Kecamatan Pecalungan tanggal 14-16 April 2012. Diikuti oleh 51 peserta pramuka penegak Bantara dan 37 Dewan penegak pramuka laksana. Tak seperti biasanya, kegiatan Gacut ini menjadi  kegiatan mandiri yang panitianya tidak dibantu dari alumni Gacut dan hanya sesekali didampingi Pembina. Karena kebetulan penyelenggaraan kemah bertepatan dengan Ujian Nasional SMA. Namun, meskipun begitu kegiatan tetap berjalan lancar tidak terhalang suatu apapun.
                Di hari pertama, kegiatan dibuka oleh Wakasek Kesiswaan Pak Effendi yang menggantikan Pak Henry selaku Kepala Sekolah karena beliau sedang bertugas. Berangkat dari sekolah dengan diangkut dua truk pukul satu siang. Dan tiba di bumi perkemahan kira- kira pukul 2 siang.
                Selepas pembagian petak dan perlengkapan tiap sangga, acara dilanjutkan dengan pionering. Dari sini dapat diketahui sejauh mana adik- adik peserta bisa mendirikan tenda dengan benar dan kuat. Meskipun kebanyakan tenda kurang kokoh dan belum berdiri sempurna, tapi mulai terlihat adanya kekompakan dan kerja sama antar anggota sangga maupun dengan anggota lain. Adik- adik peserta juga ikut serta membantu mendirikan bendera kegiatan, dari semua aktifitas ini mengajarkan kerja sama tidak memandang siapa dan jabatan. Semua bergotong royong untuk membangun bumi perkemahan yang nyaman.
Seusai menunaikan Ibadah Sholat Ashar kegiatan dilanjutkan dengan lomba memasak, tiap sangga mengutus 3 orang perwakilannya untuk menghidangakn masakan berbahan mie telor. Meskipun peserta putra terlihat kurang memahami akan bidang masak- memasak dibandingkan peserta putri tapi mereka terlihat antusias terbukti dari hidangan buatan mereka yang tak kalah enak dari buatan peserta putri. Kegiatan berikutnya adalah memasak, MCK, dan ibadah hingga pukul tujuh lebih.
Adik- adik peserta dikumpulkan untuk mendapat pengarahan akan kegiatan selanjutnya, dan diberikan penegasan untuk selalu siap fisik dan mental selama mengikuti setiap kegiatan di RRC. Setelah diperintah untuk menutup mata, setiap peserta diberi klintingan kertas yang berisi nama samaran panitia dan mengharuskan mereka untuk menemukan pemilik nama itu guna kelanjutan kegiatan yakni Pencarian Jati Diri atau PJD.
PJD sendiri adalah momen dimana antara peserta dan panitia saling bertukar cerita, sharing, dan mencurahkan perasaannya akan kegiatan tersebut. Selain untuk membimbing peserta untuk menjadi pribadi yang lebih baik, hal ini juga menjalin keakraban agar tidak terjadi saling asing antara peserta dan panitia. Sambil beberapa panitia tengah melaksnakan kegiatan tersebut, sisa panitia sibuk untuk menggeledah dan merazia barang- barang yang dilarang dibawa oleh peserta ke bumi perkemahan. Dari razia tersebut, panitia masih menemukan barang- barang elektronik dan jajanan bermerek yang sejak awal dilarang untuk dibawa. Dan dikumpulkan ditengah lapang untuk dievaluasi.
Sekembalinya dari PJD, peserta dievaluasi kembali akan pelanggaran- pelanggaran yang sengaja atau tidak sengaja mereka perbuat. Evaluasipun dilaksanakan tanpa hukuman fisik atau perploncoan, hanya dengan pengarahan dan penegasan kepada para peserta. Hal ini bertujuan agar peserta menjadi lebih disiplin, taat, dan jujur. Tanpa jeda, kegiatan langsung dilanjutkan dengan hiking malam. Rute yang dilewati berupa jalan kampung dan kebun dan sebagai tenda rute yaitu lilin sekaligus penerang jalan.
Dalam hiking malam terbagi 6 pos, pos pertama yakni pos pemberangkatan. Di pos ini  peserta diberangkatkan dua- dua berselang seling putra putri dan dibekali makan kecil untuk teman perjalan dan sandi rumput yang harus dipecahkan sebagai kunci masuk pos berikutnya, yakni pos sie yang diinginkan. Di pos kedua yakni pos Sie yang diinginkan, peserta menuliskan nama serta sie yang mereka inginkan dalam kepanitiaan PTA. Selesai dari pos kedua dan telah dibekali sandi angka untuk kembali dipecahkan dan sekaligus menjadi password untuk masuk ke pos kemampuan diri sendiri. Di pos ini, peserta kembali menuliskan nama dan tugas- tugas seksi yang ingin mereka jabat nanti, juga reaksi mereka jika tidak menjabat di sie yang mereka ingin. Berlanjut ke pos empat dan lagi, dibekali sandi air terjun, tentu saja harus dipecahkan selama perjalanan untuk bisa melaksanakan tugas di pos lima, pos PU. Seperti biasa, di pos PU ada 20 pertanyaan tapi hanya dua pertanyaan yang wajib dijawab yakni pertanyaan mengenai kegiatan RRC. Pos terakhir adalah pos uji mental, dengan password pos ini adalah sandi Al Qur’an yang harus dipecahkan terlebih dulu oleh peserta. Di pos uji mental, peserta menghapal perintah yang ditaruh jauh di depan gerbang masuk pemakaman dan dijaga oleh lima orang panitia. Dan finish di perkemahan.
Sempat terjadi kendala saat kegiatan hiking malam yakni turun hujan yang cukup lebat membuat kegiatan terpaksa dihentikan. Beberapa peserta belum menyelesaikan pos- pos yang ada, namun beruntung karena tidak ada kejadian yang tidak diinginkan. Peserta, panitia, dan barang- barang sudah terevakuasi dengan cepat dan tepat.
Hari kedua diawali dengan sholat Subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan olah raga kecil. Peserta diberikan waktu untuk MCK dan memasak untuk persiapan hiking siang. Seusai sarapan pagi, hiking siang pun dimulai pukul sembilan pagi. Peserta tiap sangga berangkat bersama dan juga dibekali makanan kecil. Tanda rutenya berupa botol aku dan tanda panah. Pos pertama adalah pos pemberangkatan dan pos kedua adalah pos KIM yaitu membau, pos ketiga pesan berantai, pos keempat adalah pos kekompakan, dan terakhir pos kelima adalah pos uji mental.
Seusai hiking siang dan peserta membersihkan diri, maka kegiatan selanjutnya adalah materi dan sharing antara peserta dengan pembina. Kegiatan yang santai namun serius, agar peserta bisa melepas lelah sembari mendapatkan pengetahuan dan informasi yang disampaikan. Setelah dipotong waktu untuk ibadah kegiatan kembali dilanjutkan dengan tes kepanitiaan. Hal ini dilakukan sebab ada kabar bahwa panitia PTA kelas sepuluh hanya diambil 20 anak, sedangkan peserta lebih dari itu. Namun, karena peserta melakukan hal sehingga memperpanjang waktu dan membuat kegiatan molor maka diadakan evaluasi dadakan, tanpa menggunakan fisik namun dengan penegasan dan hal- hal yang mendidik.
Kembali dari memasak dan ibadah, dilanjutkan materi dan sharing dari pembina hingga waktu api unggun tiba. Upacara api unggun dilaksanakan dengan sederhana namun tetap khidmat. Api unggun pun berkobar dan menghangatkan dinginnya malam. Malam pentas seni pun dihelatkan, peserta menampilkan pentas seni dengan tema kebudayaan. Ada ynag menampilkan akapela Rayuan Pulau Kelapa, akustik Manuk Dadali, tari piring, bahkan sintren.
Dengan jeda beberapa menit untuk beristirahat, maka kegiatan dilanjutkan dengan pelantikan Laksan dan Bantar susulan. Pelantikan dilaksanakan sama seperti pelantikan sebelumnya. Ada satu anak dilantikan Laksana dan sembilan Bantara. Dan hari kedua berakhir dengan istirahat total, namun penjagaan oleh panitia tetap dengan bergiliran.
Hari terakhir pun diisi dengan Outbond setelah selesai ibadah, sarapan, dan MCK. Sebelum Outbond peserta dibawa ke suatu tempat untuk sharing selama tiga hari mengikuti RRC. Di Outbond terbagi lima pos dan tiap peserta bermain secra individual. Masing- masing pos memberikan stiker berwarna pabila peserta telah menyelesaikan pos tersebut. Ada pos gulat kaki dengan arena gulat berupa tanah berlumpur dan  peserta harus menjatuhkan lawannya dengan tangan dibelakang dan berdiri dengan satu kaki. Kemudian peserta harus mencari koin yang terdapat ditepung yang sudah dicampur gula dan garam di pos harta karun, ada juga pos sumpit bola, pos merayap dan pos deklamasi. Di pos deklamasi peserta harus mengimprovisasi sebuah kata untuk dijadikan puisi.
Outbond selesai, maka acara RRC pun akan segera selesai. Setelah membumi hanguskan arena perkemahan, upacara penutupan dilaksanakan sebagai penanda ditutupnya kegiatan secara resmi. Dan setelah itu, semua barang, peserta, dan panitia diangkut ke truk. Rombongan tiba di SMA N 1 Batang kira- kira pukul 14.00 WIB.

by : Ga-Cut 11/12

Selasa, 27 Maret 2012

Raimuna Nasional 2012






KERANGKA ACUAN RAIMUNA NASIONAL X TAHUN 2012

YANG DISEMPURNAKAN DALAM RAPAT KWARDA PAPUA, KWARDA PAPUA BARAT DENGAN KWARTIR NASIONAL DAN DKN 25 DAN 26 AGUTUS 2011 DI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
1.      Latar Belakang
Sejak lahirnya Gerakan Pramuka pada tahun 1961, Gerakan Pramuka telah mengemban amanah untuk membina generasi muda Indonesia dengan sistem kepanduan agar dapat menjadi kader dan pemimpin bangsa yang handal dengan bermodal watak serta tingkah laku yang baik dan bijaksana serta ditambah dengan nilai–nilai agama yang sesuai dengan keyakinannya masing – masing.
Dalam melakukan pembinaan terhadap generasi muda Indonesia, Gerakan Pramuka menggunakan sistem pembinaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metoda Kepramukaan. Serta dilakukan penggolongan terhadap anggotanya, mulai dari Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega serta Orang Dewasa yang berdasarkan atas usia anggota.
Setiap golongan memiliki kegiatan besar yang merangkum semua metoda pembinaan yang dilaksanakan selama menjadi anggota Gerakan Pramuka. Mulai dari Pesta Siaga, Jambore untuk Penggalang, Raimuna untuk Penegak dan Pandega, serta Karang Pamitran bagi Orang Dewasa.
Saat ini merupakan masa transisi bagi usia pemuda 16 s.d. 25 tahun untuk mencari jati diri serta merupakan era globalisasi yang terdapat multi krisis, baik moral, dan tingkah laku, bahkan ekonomi. Sehingga pemuda dalam usia Penegak dan Pandega perlu metoda dan jenis kegiatan yang bertujuan untuk memberikan arahan agar menjadi kader pembangunan bangsa yang baik dan handal, minimal untuk dirinya sendiri dan keluarga.
Dalam tujuan dan tugas yang diemban Gerakan Pramuka serta untuk mengurangi dampak dari era globalisasi dan krisis multi dimensi tersebut serta dengan objek pembinaan usia 16 s.d. 25 tahun, maka Gerakan Pramuka, mulai dari Kwartir Nasional hingga Gugus Depan mengadakan kegiatan  besar bagi golongan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan nama Raimuna, yang merupakan kegiatan terdiri atas pengembangan wawasan, bakti, keterampilan, dan kebudayaan.
Raimuna sendiri merupakan dua buah kata yang berasal dari Suku Ambai, Provinsi Papua, terdiri atas Rai yang artinya Pertemuan, dengan Muna yang artinya Pemimpin/Kepala Suku. Sehingga Raimuna dapat diartikan Pertemuan Para Pemimpin/kepala Suku, makna tersebut dapat mewakili makna pertemuan besar Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, karena Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega merupakan para pemimpin dikelompoknya masing – masing dan calon pemimpina bangsa.
Sesuai dengan kelender kegiatan dan keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2008, diputuskan pelaksanaan Raimuna Nasional pada tahun 2012 bertempat di Papua dan selaku tuan rumah adalah Kwarda Papua. Guna memperlancar segala usaha dan persiapan pelaksanaan kegiatan, maka diperlukan Kerangka Acuan Raimuna Nasional X tahun 2012.
2.      Dasar Pelaksanaan Kegiatan
  • UU Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
  • Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
  • Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
  • Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
  • Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja
  • Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tentang Petunjuk Penyelenggaraan Raimuna
  • Rencana Strategik Gerakan Pramuka tahun 2008 s.d. 2012.
  • Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2008 tentang Pelaksanaan Raimuna Nasional X tahun 2012
  • Program Kerja Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tahun 2008 s.d. 2013
3.      Maksud dan Tujuan
Maksud pelaksaan kegiatan ini adalah
  1. Melaksanaan tujuan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega,
  2. Meningkatkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
  3. Meningkatkan kecintaan tanah air,
  4. Rasa Persaudaraan,
  5. Membentuk sikap Teguh, Rela berkorban, Mandiri, dan penuh tanggung jawab.
Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah :
  1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
  2. Meningkatkan wawasan kebangsaan,
  3. Meningkatkan rasa kebersamaan dikalangan Pemuda Indonesia,
  4. Menjadi kader pemimpin dimasyarakat,
  5. Memperoleh tambahan keterampilan dan pengalaman.
4.      Nama Kegiatan
Kegiatan ini dinamakan Raimuna Nasional X tahun 2012
5.      Tema
Pramuka Indonesia bersama masyarakat membangun kampung tanah Papua

6.      Moto
Satyaku kudarmakan,  darmaku kubaktikan
7.      Rencana Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Raimuna Nasional X tahun 2012, direncanakan dilaksanakan pada bulan 24 – 30 Juni  2012 (bertepatan dengan kalender liburan pendidikan) selama tujuh hari serta bertempat diBumi Perkemahan Cenderwasih Jayapura Papua .
8.      Perkiraan Peserta, Pimpinan Kontingen, dan Pembina Pendamping
Peserta Raimuna Nasional X tahun 2012, terdiri atas :
  • Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berasal dari utusan Kwartir Cabang se-Indonesia,
  • Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berasal dari utusan Gugus Depan Gerakan Pramuka di Luar negeri,
  • Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berasal dari utusan Organisasi Kepanduan Negara Lain,
  • Pemuda dan Pemudi Indonesia (Pelajar, Mahasiswa, Penganguran, dll) yang berusia 16 s.d 25 tahun, yang berasal dari Organisasi Kepemudaan Indonesia dan atau bukan Organisasi Kepemudaan Indonesia serta bukan merupakan anggota Gerakan Pramuka.
Dengan persyaratan secara umum adalah :
  1. Pramuka atau Pemuda yang berusia 16 s.d 25 tahun, dan telah memenuhi kecakapan Umum digolongannya untuk anggota Pramuka,
  2. Sehat Jasmani dan dibuktikan oleh Surat Keterangan Sehat Dokter,
  3. Mendapatkan izin dari Orang Tua/Wali dengan dibuktikan Surat Izin Orang Tua/Wali,
  4. Merupakan perwakilan dari Gugusdepan, dan Kwartirnya atau Organisasi/ Perkumpulannya dengan dibuktikan dengan Surat Tugas,
  5. Mendapatkan izin dari Pimpinan Institusinya dengan membuktikan surat izin institusi masing – masing,
  6. Sanggup membayar fee peserta, terdiri atas biaya perkemahan, kegiatan, konsumi, perlengkapan peserta berupa topi, kaos kegiatan, tanda peserta, scraf peserta, Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) bagi yang memenuhi ketentuan, serta Piagam Kegiatan, yang jumlah/besarnya ditentukan kemudian.
Pimpinan Kontingen, merupakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (atau seusia Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega) yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap Kontingennya.
Dengan persyaratan secara umum adalah :
  1. Pramuka atau Pemuda yang berusia 16 s.d 25 tahun, dan telah memenuhi kecakapan Umum digolongannya untuk anggota Pramuka,
  2. Sehat Jasmani dan dibuktikan oleh Surat Keterangan Sehat Dokter,
  3. Mendapatkan izin dari Orang Tua/Wali dengan dibuktikan Surat Izin Orang Tua/Wali,
  4. Merupakan perwakilan dari Gugusdepan, dan Kwartirnya atau Organisasi/ Perkumpulannya dengan dibuktikan dengan Surat Tugas,
  5. Mendapatkan izin dari Pimpinan Institusinya dengan membuktikan surat izin institusi masing – masing,
  6. Sanggup membayar fee Pinkon, terdiri atas biaya perkemahan, kegiatan, konsumi, perlengkapan peserta berupa topi, kaos kegiatan, tanda peserta, scraf peserta, Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) bagi yang memenuhi ketentuan, serta Piagam Kegiatan, yang jumlah/besarnya ditentukan kemudian.
Pembina Pendamping, adalah Orang Dewasa yang bertugas untuk membimbing Kontingen untuk melaksanakan tugas dan fungsinya masing – masing dalam kontingen. Sesuai dengan prinsip pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Dengan persyaratan:
  1. Berusia lebih dari 28 tahun (sesuai Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka), lebih baik telah memenuhi syarat sebagai Pembina Mahir Pramuka Penegak/Pramuka Pandega,
  2. Sehat Jasmani dan dibuktikan oleh Surat Keterangan Sehat Dokter,
  3. Merupakan perwakilan dari Gugus Depan, dan Kwartirnya atau Organisasi/Perkumpulannya dengan dibuktikan dengan Surat Tugas,
  4. Mendapatkan izin dari Pimpinan Institusinya dengan membuktikan surat izin institusi masing – masing,
  5. Sanggup membayar fee Bindam, terdiri atas biaya perkemahan, kegiatan, konsumi, perlengkapan peserta berupa topi, kaos kegiatan, tanda peserta, scraf peserta, Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) bagi yang memenuhi ketentuan, serta Piagam Kegiatan, yang jumlah/besarnya ditentukan kemudian.
Perkiraan jumlah Peserta, Pinkon, dan Bindamping adalah:
  • Peserta utusan Kwarcab se-Indonesia
8 orang putera dan 8 orang puteri, dari 486 Kwartir Cabang se-Indonesia, sebanyak   7.776 orang
  • Peserta utusan Gudep Luar Negeri
8 orang putera dan 8 orang puteri, dari  10 Gugusdepan Luar Negeri  sebanyak 160 orang
  • Peserta dari Luar Negeri ASEAN dan PNG
8 orang putera dan 8 orang puteri, dari 11 Negera sebanyak 176 orang
  • Pinkon
1orang putera dan 1 orang puteri  dari 33 DKD   sebanyak 66 orang
  • Bindamping Kwarda
1 orang Pembina putera dan 1 orang Pembina Puteri dari 33 Kwarda sebanyak 66 orang.
  • Bindamping Gugusdepan Luar Negeri
1 Orang Putera dan 1 orang Puteri dari 11 Negera sebanyak 22 orang
Jumlah  seluruh peserta, pinkon, dan bindamping  adalah   8.286   orang.

9.      Campfee
Peserta Lokal Rp. 300.000/orang
Pinkonda & Bindamping Rp. 400.000/orang
Peserta & Bindamping Luar Negeri US $ 150/orang
10.  Kepanitiaan
Kegiatan Raimuna Nasional X tahun 2012 diselenggarakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dengan tuan rumah adalah Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Papua . Untuk menyelenggarakan Kegiatan serta melaksanakannya, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka akan membentuk Panitia Penyelenggara, dan Sangga Kerja/Panitia Pelaksana yang berasal dari unsur Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kwartir Daerah Tuan Rumah, dan unsur Dewan Kerja se-Indonesia.
Uraian tugas dan tanggung jawab Panitia Penyelenggara dan Sangga Kerja/Panitia Pelaksana dijabarkan kemudian oleh Kelompok Kerja.
11.  Kedatangan Kontingen.
Semua kontingen daerah mupun kontingen Cabang yang datang ke Papua mengunakan Pesawat Udara dan Kapal laut.  Setelah tiba dibandara maupun pelabuhan laut semuanya akan dijemput dengan ADAT  PENERIMAAN TAMU. Selanjutnya akan  dipandu oleh seorang pendamping yang berasal dari daerah kontingen tersebut.
12.  Transportasi.
a. Transportasi Udara:          1) Garuda 3 X penerbangan sehari
2) Merpati  3 X Penerbangan sehari
3) Lion Air 2 X Penerbangan sehari
4) Batavia  1 X Penerbangan
5) Expres  1 X Penerbangan
6) Hercules TNI AU
b.Transportasi Laut:             1)  KM Gunung Dempo 5 hari perjalanan
2) KM Doloronda 6 hari perjalanan
3) KM Ngapulu  6 hari perjalanan
4) KM Sinabung 6 hari perjalanan
5) KM Dobonsolo
6) KRI Banda Aceh dari Jakarta
7) KRI Nusanife dari Jakarta
8) KRI  Makasar dari Surabaya
9) KRI Surabaya dari Surabaya
c.Transportasi Lokal :
1) Kendaraan Bus milik Pemda Provinsi 10 unit
2) Kendaraan Bus milik Pemda Kabupaten Kota /Kabupaten 10 unit
3) Kendaraan Bus anak sekolah  8 unit
4) Kendaraan Bus DAMRI  10 unit
4) Kendaraan Truk Milik TNI/POLRI … unit
5) Kendaraan sewa (angkutan umum, hotel) …. unit
Akomodasi :
1.  Hotel 25 unit (direncanakan di VVIP dan VIP di SwisBell Hotel, Kwarnas, Gubernur dan Kwarda di Hotel Assthon)
2. Asrama, Diklat  dan Penginapan lainnya.
13.  Bentuk Kegiatan
Kegiatan pada Raimuna Nasional X tahun 2012 dilaksanakan dalam bentuk, al :
  • Pengenalan Kegiatan
  • Praktek dan Simulasi
  • Dinamika Kelompok
  • Diskusi
  • Lokakarya
  • Interaksi
  • Komunikasi
14.  Jenis Kegiatan
Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan generasi muda Indonesia dan global, maka kegiatan–kegiatan dalam Raimuna Nasional X tahun 2012 dilaksanakan dengan beberapa jenis kegiatan, antara lain:
  • Perkemahan
  1. Apel
  2. Kunjungan Persaudaraan
  3. Kegiatan Keagaamaan
  4. Api Unggun
  • Keterampilan
  1. Kesakaan
  2. Kepemimpinan
  3. Kehumasan
  4. Kewirausahaan
  5. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
  6. Kesehatan
  7. Isu Interaktif
  • Wawasan Nusantara
  1. Pengenalan Lingkungan
  2. Bela Negara
  3. Budaya Nusantara
  • Bakti Masyarakat
  1. Penanaman Pohon Sagu
  2. Penghijauan di daerah sekitar Buper
  3. Penanaman mangrove di Teluk Yotefa
  • Kegiatan wisata yang direncanakan adalah :
  1. Festival Danau Sentai (FDS).
  2. Napak  Tilas Perjuangan Pahlawan Nasional Marthen Indey.
  3. Napak Tilas Perang  Dunia Kedua
  4. Kampung Wisata Tablanusu  Kab. Jayapura.
  5. Mengunjungi Perbatasan  RI – PNG dan Vanimo Province
  6. Mengunjungi Stadion Mandala.
  7. Wisata Executif   ke Wamena menyaksikan  Perang Suku.
  8. Wisata hutan sagu dan menyaksikan proses pembuatan sagu.
  • Global Development Village
  1. Brotherhood
  2. Culture and Arts
  3. Technology
  4. Communication
  5. Global Issues
  6. Unity of the Nations
  7. Creativity
  8. Music
  9. Dance
  10. Theatre
  11. Cinema show
  12. Food and Drink
  13. Nation and Culture Days
  • Kebudayaan dan Olahraga
  1. Budaya Bangsa
  2. Kesenian
  3. Persaudaraan
  4. Olahraga
15.         Metoda Kegiatan
Proses yang dilaksanakan dalam Raimuna Nasional X tahun 2012 dengan sifat “Edukatif, Kreatif, Produktif, Inovatif, Rekreatif”, selanjutnya metoda yang digunakan dalam Raimuna Nasional X tahun 2012 adalah Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik.
16.         Sistem Perkemahan
Dalam rangka proses pembelajaran dan melakukan sistem “belajar sambil melakukan” dilakukan sistem perkemahan yang dipimpin oleh Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang dipilih dan merupakan Pimpinan seluruh Perkemahan, yang selanjutnya sistem perkemahan dibentuk sepertihalnya sebuah pemerintahan setingkat dengan Provinsi/Kabupaten hingga tingkat RT.
Sistem satuan terpisah antara Putera dan Puteri, serta dipimpin oleh kelompok mereka sendiri. Ditambah dengan beberapa bagian yang semuanya dipimpin oleh Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, sesuai dengan prinsip pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega, “dari, oleh, dan untuk Pramuka Penegak dan Pandega dengan kerjasama orang Dewasa”.
Bentuk Tenda
Dalam rangka mengenal dan meningkatkan budaya asli kehidupan pemukiman masyarakat asal kata atau nama Raimuna yang mendiami pesisir kepulauan Yapen yaitu suku Randawaya dana ambay kabupaten kepuluan  Yapen,maka  bentuk tenda yang akan digunakan oleh seluruh peserta perkemahan adalah  “ Bentuk rumah asli yang  atapnya dari daun sagu dan dinding dari gaba-gaba atau kulit kayu. Serta bahan bakarnya dari kayu kering.
Semua bahan ini disediakan oleh Panitia  dan peserta tinggal masuk dan membayar free perkemahan.
17.    Tahapan Pelaksanaan
Untuk melaksanakan kegiatan Raimuna Nasional X tahun 2012, proses pelaksanaannya dijalankan dalam beberapa tahapan, antara lain :
  • Tahap Persiapan
  1. Pembentukan Kelompok Kerja (Bulan Pertama)
  2. Pembuatan dan Pengesahan Petunjuk Pelasaksanaan (Bulan Ketiga)
  3. Pembentukan Panitia dan Sangga Kerja
  4. Pembentukan Tim Usaha Dana
  5. Pembuatan Rancangan Anggaran
  6. Pembuatan Logo, Maskot, dan Penentuan Tema dan Slogan Kegiatan
  7. Audensi dengan Pemerintah Pusat dan Tuan Rumah
  8. Pencarian Sponsor Kegiatan
  9. Pelatihan Sangga Kerja
  10. Kampanye Kegiatan
  11. Penayangan Iklan
  12. Promosi Kegiatan
  13. Pelibatan Media Massa
  14. Simulasi Kegiatan
  15. Press Conference
  16. Pengesahan dan Penyebaran Petunjuk Teknis (Juknis)
  • Fasilitas pendukung yang sedang disiapkan dalam tahun anggaran 2011 adalah :
  1. Pembangunan Jaringan Air Bersih
  2. Pekerjaan Gedung  Kwarda dan Aula
  3. Pekerjaan Pintu Gerbang.
  4. Pekerjaan Pembangunasn areal Parkir.
  5. Pekerjaan kantor Pengendali kegiatan.
  6. Pekerjaan Pendopo.
  7. Pekerjaan Tribun Stadion
  8. Pekerjaan Rumah jaga
  9. Pekerjaan MCK
  10. Pekerjaan Gudang.
  11. Pekerjaan Lapangan futsal.
  12. Pembuatan Tugu atau patung Baden Powell.
18.  Fasilitas yang akan dikerjakan tahun anggaran 2012  adalah :
  1. Pelebaran jalan diareal buper.
  2. Pekerjaan Jaringan Listrik.
  3. Tambahan  MCK darurat.
  4. Rumah sakit lapangan
  5. Penyiapan lahan pasar Tradisional dan pasar umu
19.    Tahap Pelaksanaan
-       Perkemahan
-       Upacara Adat Ambalan Bhinneka Tunggal Ika
-       Upacara Pembukaan
-       Kegiatan Hari Pertama
-       Kegiatan Hari Kedua
-       Kegiatan Hari Ketiga
-       Kegiatan Hari Keempat
-       Kegiatan Hari Kelima
-       Kegiatan Hari Keenam
-       Kegiatan Hari Ketujuh
-       Kegiatan Hari Kedelapan
-       Kegiatan Hari Kesembilan
-       Kegiatan Hari Kesepuluh
-       Upacara Adat Ambalan Bhinneka Tunggal Ika
-       Upacara Penutupan
20.    Tahap Pelaporan
-       Pertemuan Evaluasi
-       Penilaian Kegiatan
-       Pembuatan Laporan
-       Laporan Keuangan
-       Ucapan Terimakasih
-       Pembubaran Panitia
21.         Kelompok Kerja
Dalam rangka mempersiapkan dan menyusun pondasi awal dari kegiatan Raimuna Nasional X tahun 2012, maka perlu dibentuk sebuah kelompok yang bertugas untuk menyusun serta membentuk langkah awal dan mengembangkan konsep Raimuna Nasional X tahun 2012, dan Konsep Kegiatan, Konsep Perkemahan, Konsep Kepanitiaan, Konsep Keuangan, Konsep Administrasi, Konsep Sarana Pendukung dengan menghasilkan Petunjuk Pelaksanaan Raimuna Nasional X tahun 2012.
Kelompok Kerja berjumlah 9 (sembilan) orang yang terdiri atas unsur unsur:
  1. Andalan Nasional Gerakan Pramuka
  2. Andalan Nasional Korwil Maluku Papua
  3. Dewan Kerja Nasional Gerakan Pramuka
  4. Kepala Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka tingkat Nasional
  5. Pimpinan Satuan Karya Pramuka tingkat Nasional
  6. Staf Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
  7. Andalan Daerah Papua
  8. Dewan Kerja Daerah Gerakan Pramuka Papua
  9. Purna Dewan Kerja Nasional Gerakan Pramuka
22.    Anggaran Kegiatan
Sebuah kegiatan akan membutuhkan anggaran, tergantung tingkat dan level kegiatan. Anggaran Raimuna Nasional X tahun 2012 berasal dari :
  • Fee Peserta dan Pinkoda, serta Bindamping
  • Anggaran Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
  • Bantuan Pemerintah Pusat
  • Bantuan Pemeintah Daerah
  • Sponsor kegiatan yang tidak melanggar aturan atau Undang–undang yang berlaku
23.    Penutup
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan besar Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Terimakasih.
Jakarta, 26 Agustus   2011
Gerakan Pramuka Kwarda Papua
K e t u a,
Alex Hesegem,SE
SUMBER INFO :
Rapat antara Kwarnas, DKN dan Kwarda Papua 25 dan 26 Agustus 2011 di gedung Kwarnas. Naskah telah di edit disesuaikan untuk kepentingan “informasi publik”


Senin, 12 Maret 2012

LPK Cabang 2 Tahun 2012




Antusias dan Penuh Semangat, itulah yang ditunjukkan oleh Peserta kegiatan Latihan pengembangan Kepemimpinan Cabang (LPK) 2 Kwartir Cabang Batang Tahun 2012 yang diselenggarakan pada tanggal 10 s/d 12 Februari 2012 di Sanggar Bakti Kwarcab Batang. Buat yang pengen tau beberapa materi dari LPK Cabang 2 Tahun 2012 silahkan klik disini.